BAB I
PENDAHULUAN
1A.
Latar
Belakang
Ginjal merupakan organ ganda yang terletak di daerah
abdomen, retroperitoneal antara vertebra lumbal 1 dan 4. Seluruh traktus
urinarius ialah ginjal, ureter dan kandung kemih semua terletak di daerah
retroperitoneal.
Ginjal terdiri dari korteks dan medula. Tiap ginjal
terdiri dari 8 – 12 lobus yang berbentuk piramid. Dasar piramid terletak di
korteks terdapat glomerulus, tubulus kontortus proksimal dan distal. Daerah
medula penuh dengan percabangan koligens. Satuan terkecil ginjal disebut
nefron. Tiap ginjal mempunyai kira – kira 1 juta nefron. Nefron terdiri dari
atas glomerulus, kapsula bowman, tubulus kontortus proksimal, ansa henledan
tubulus kontortus ginjal. Ujung nefron ialah tubulus kontortus distal bermuara
di duktus koligens.
Nefron kortikal terletak di daerah korteks sedangkan
nefron yang terletak di perbatasandengan medula disebut nefron juksta medular.
Nefron juksta medular mempunyai ansa henle yang lebih panjang yang berguna
terutama pada ekskresi air dan garam. Sebagian dari tubulus distal akan
bersinggungan dengan anteriol aferen dan eferen pada tempat masuknya kapsula
bowman. Di tempat ini sel tubulus distal menjadi rapat, intinya lebih tegas
disebut macula densa. Dinding anteriol aferen yang bersinggungan mengalami
perubahan dan mengandung granula yang disebut renin. Daerah ini merupakan segitiga dengan batas – batas pembuluh
eferen, aferen dan macula densa, disebut aparat juksta-glomerular.
Terdapat beberapa kelainan pada saluran kemih dan
genitalia, yang sering atau dapat dijumpai diantaranya adalah agenesis, kista
ginjal, ekstrofi kandung kemih dan sumbatan pada leher kandung kemih, fimosis,
hipospadia pada anak pria, pada anak wanita terdapat hymen yang menutup vagina
dan fistula rektovaginal, serta wilms tumor.
Wilms tumor adalah kanker ginjal yang ditemukan pada
anak – anak. Wilms tumor biasanya ditemukan pada anak – anak yang berumur
kurang dari5 tahun, tetapi kadang ditemukan pada anak yang lebih besar atau
orang dewasa. Tumor bisa tumbuh cukup besar, tetapi biasanya tetap berada dalam
kapsulnya. Tumor bias menyebar ke bagian tubuh lainnya. Wilms tumor ditemukan
pada 1 diantara 200.000 – 250.000 anak- anak.
2B.
Tujuan
a. Mahasiswa
dapat mengerti pengertian Wilms tumor ?
b. Mahasiswa
dapat mengerti etiologi wilms tumor ?
c. Mahasiswa
dapat mengenali tanda dan gejala wilms tumor ?
d. Mahasiswa
dapat mengerti patofisiologi wilms tumor ?
e. Mahasiswa
dapat mengerti cara penanganan pasien dengan wilms timor ?
f. Mahasiswa
dapat menegrti tentang Askep pada pasien dengan wilms tumor ?
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
1.
Pengertian
Wilms
tumor atau nefroblastoma adalah tumor ginjal yang tumbuh dari sel embrional
primitive di ginjal. Wilms tumor biasanya ditemukan pada anak – anak yang
berumur kurang dari 5 tahun, tetapi kadang ditemukan pada anak yang lebih besar
atau bahkan orang dewasa.
Wilms
tumor merupakan tumor ginjal padat yang sering dijumpai pada anak di bawah umur
10 tahun dan merupakan kira - kira 10 % keganasan pada anak. Paling sering
dijumpai pada umur tiga tahun dan kira – kira 10 % merupakan lesi bilateral.
(Grawitz, Paul, 1850 – 1932 ).
Wilms
tumor menyebabkan noeplasma ginjal sebagian besar anak dan terjadi dengan
frekuensi hampir sama pada kedua jenis kelamin dari semua ras, dengan indikasi
tahunan 7,8 per juta anak yang berusia kurang dari 15 tahun. Gambaran wilms
tumor yang paling penting adalah kaitannya dengan anomaly congenital, yang
paling umum adalah anomaly urogenital ( 4,4 % ), hemihipertrofi ( 2, 9 % ) dan
aniridia sporadic ( 1,1 % ).
2.
Etiologi
Penyebabnya
belum diketahui secara pasti, tetapi diduga melibatkan factor genetic. Wilms
tumor berhubungan dengan kelainan bawaan tertentu, seperti:
a. Kelainan
saluran kemih
b. Aniridia
( tidak memiliki iris )
c. Hemihipertrofi
( pembesaran separuh bagian tubuh )
Tumor
bisa tumbuh cukup besar, tetapi biasanya tetap berada dalam kapsulnya. Tumor
bisa menyebar ke bagian tubuh lainnya. Wilms tumor ditemukan pada 1 diantara
200.000 – 250.000 anak – anak. Biasanya umur rata – rata terjangkit kanker ini
antara 3 – 5 tahun baik laki – laki maupun perempuan.
3.
Tanda
dan Gejala
Gejala dari wilms tumor
ini adalah:
a. Perut
membesar ( misalnya memerlukan popok yang berukuran lebih besar )
b. Nyeri
perut
c. Demam
d. Malaise
( lemas / merasa tidak enak badan )
e. Nafsu
makan berkurang
f. Mual
dan muntah
g. Sembelit
h. Pertumbuhan
berlebih pada salah satu sisi tubuh ( hemihipertrofi )
Pada
15 – 20 % kasus, terjadi hematuria ( darah terdapat di dalam air kemih ). Wilms
tumor bisa menyebabkan tekanan darah tinggi ( hipertensi ). Wilms tumor bisa
menyebar ke bagian tubuh lainnya, terutama paru – paru, dan menyebabkan batuk
serta sesak napas.
4.
Patofisiologi
Wilms
tumor terjadi pada parenchyma renal. Tumor tersebut tumbuh dengan cepat dengan
lokasi dapat unilateral atau bilateral. Pertumbuhan tumor tersebut akan meluas
atau menyimpang luar renal. Mempunyai gambaran khas, berupa glomerulus dan
tubulus yang primitive atau abortif, dengan ruangan bowman yang tidak nyata,
dan tubulus abortif dikelilingi stroma sel kumparan. Pertama – tama jaringan
ginjal hanya mengalami distorsi, tetapi kemudian diinvasi oleh sel tumor.
Tumor
ini pada sayatan memperlihatkan warna yang putih atau keabu – abuan homogeny,
lunak dan encepaloid ( menyerupai jaringan otak )
Tumor
tersebut akan menyebar atau meluas hingga ke abdomen dan dikatakan sebagai
suatu massa abdomen. Akan teraba pada abdominal saat dilakukan palpasi.
Munculnya
wilms tumor sejak dalam perkembangan embrio dan akan tumbuh dengan cepat lahir
Pertumbuhan
tumor akan mengenai ginjal atau pembuluh vena renal dan menyebar ke organ lain.
Tumor yang biasanya baik terbatas dan sering nekrosis, cystic dan perdarahan.
Terjadinya hipertensi biasanya terkait dengan iskemik pada renal. Metastase
tumor secara hematogen dan limfogen, paru, hati, otak dan bone marrow.
a. Penyebab
wilms tumor menurut TNM adalah sebagai berikut:
1)
T
( Tumor Primer )
-
T1 unilateral permukaan ( termasuk
ginjal ) < 60 cm2
-
T2 unilateral permukaan > 80 cm2
-
T3 unilateral rupture sebelum penanganan
-
T4 bilateral
2)
N
( Metastasis Limfe )
-
N0 tidak ditemukan metastasis
-
N1 ada metastasis limfe
3)
M
( Metastasis Jauh)
-
M0 tidak ditemukan metastasis
-
M+ ada metastasis jauh
b. Tingkat
penyebaran wilms tumor menurut NWTS III
1) Stadium
I : Tumor terbatas pada ginjal dan dapat
diangkat seluruhnya, tidak ada metastasis limfogen ( N0 )
2) Stadium
II : Tumor melewati batas sampai ginjal
tetapi masih dapat diangkat seluruhnya dan tidak ada sisa tumor pada permukaan
tempat tumor semula dan N0.
3) Stadium
III : Tumor tidak dapat diangkat
seluruhnya sehingga ada sisa tumor didalam tubuh, termasuk tumpahan jaringan
tumor, dan / N+.
4) Stadium
IV: Tumor sudah mengadakan metastasis hematogen ke paru, tulang, atau otak ( M+
).
5) Stadium
V : Tumor ditemukan bilateral.
5.
Penanganan
Pasien dengan Wilms Tumor
6.
Asuhan
Keperawatan Anak dengan Wilms Tumor
a. Pengkajian
1) Identitas
pasien
2) Riwayat
penyakit sekarang
3) Pengkajian
fisik
4) Pengkajian
perpola
-
Pola nutrisi dan metabolic : dapat
terjadi kelebihan beban sirkulasi karena adanya retensi natrium dan air, edema
pada sekitar mata dan seluruh tubuh. Klien mudah mengalami infeksi karena
adanya depresi system imun. Adanya mual, muntah, dan anoreksia menyebabkan
intake nutrisi yang tidak adekuat. Berat badan meningkat karena adanya edema.
Perlukaan pada kulit dapat terjadi karena uremia.
-
Pola eliminasi : Eliminasi alvi tidak
ada gangguan. Eliminasi urin : gangguan pada glomerulus menyebabkan sisa – sisa
metabolisme tidak dapat di ekskresi dan terjadi penyerapan kembali air dan
natrium pada tubulus ginjal yang tidak mengalami gangguan yang menyebabkan
oliguria, anuria, proteinuria, hematuria.
-
Pola aktivitas dan latihan : pada klien
dengan kelemahan malaise, kelemahan otot dan kehilangan tonus karena adanya
hiperkalemia. Dalam perawatan, klien perlu istirahat karena adanya kelainan
jantung dan tekanan darah mutlak selama 2 minggu dan mobilisasi duduk dimulai
bila tekanan darah sudah normal selama satu minggu. Adanya edema paru maka pada
inspeksi terlihat retraksi dada, penggunaan otot bantu napas, teraba massa,
auskultasi terdengar rales, dipsnea, ortopnea, dan pasien terlihat lemah (
kelebihan beban sirkulasi sehingga menyebabkan pembesaran jantung ), anemia,
dan hipertensi yang disebabkan oleh spasme pembuluh darah.
-
Pola istirahat dan tidur : klien tidak
dapat tidur terlentang karena sesak dan gatal karena adanya uremi, kelatihan,
kelemahan malaise, kelemahan otot dan kehilangan tonus.
-
Pola kognitif dan persepstual : peningkatan ureum darah menyebabkan kulit
bersisik kasar dan gatal – gatal karena adanya uremia. Gangguan penglihatan
dapat terjadi apabila terjadi ensefalopati hipertensi.
-
Pola persepsi diri : klien dan orang tuanya cemas dan takut karena
adanya warna urin yang berwarna merah, adanya edema, serta perawatan yang lama.